Jaman dahulu kala, ada seorang mantan (maap ye kalau ngerasa dijadiin contoh) yang lumayan bikin capek ati. Ini salah satu contoh kejadiannya:
- Aku: Omong-omong hari Minggu aku mau pergi sama temen-temen kelas ya
- Dia: Ngapain pergi sama temen kelas? Pergi sama aku aja yuk
- Aku: Wah, aku dah janjian dari 2 minggu lalu tuh. Malemnya aja ya kita ketemuan?
- Dia: Dasar alesan! Bilang aja kalo kamu sebenernya naksir salah satu temen kelasmu kan?! Ngaku deh!!!
Jatuh hari Minggu, aku sih tetep pergi sama temen-temen ke sebuah mall 😅. Dan keliatan di lantai 2, dia ternyata ngikutin dan ngawasin aku diem-diem. Ketika aku samperin, “Kamu ngapain sih?” dia pura-pura bego “Ah enggak, aku kan pergi sendiri, ini tempat umum.”
Argumen ataupun kejadian ini cukup sering berulang, dan sekecil apapun argumennya berujung pada dia ngambek. Sengaja pergi rame-rame, tapi terus manyun dipojokkan, pamer sama semua orang bahwa kita lagi berantem.
Ada kalanya aku berusaha ndeketin, “Kamu kenapa to? Aku salah apa?”. Wuiihh, makin menjadi-jadi ngambeknya, buang muka sambil “Huh!” dimana aku harus sampe mohon-mohon supaya dia mau ngomong lagi ke aku.
Seiring berjalannya waktu (dimana dia berstatus mantan), ternyata kejadian seperti ini banyak dialami teman sekitar. Lelaki maupun perempuan sama-sama banyak yang mengintimidasi ataupun memanipulasi pasangannya seperti ini. Jadi kali ini aku pengen berbagi apa yang menurutku hubungan tidak sehat ini.
Apa sih hubungan tidak sehat itu?
Hubungan tidak sehat ini adalah sebuah hubungan yang membuat kita merasa tidak nyaman, seringnya merugikan salah satu pihak. Bervariasi pada ucapan yang agresif, bersikap dominan ataupun cemburu/posesif, hubungan beracun ini adalah salah satu bentuk kekerasan mental/psikologis
Dimana kita bisa mengalami hubungan tidak sehat?
Hubungan tidak sehat ini bisa terjadi dimana saja. Keluarga (orangtua – anak, suami-istri, kakak-adik), pacar, kantor, sekolah/kampus, dimana saja kita berhubungan dengan orang lain.
Tergantung gimana awal mulanya, kadang kita bisa langsung lihat dan berpikir “Orang ini engga bener”, tapi kadang kita sendiri enggak menyadari. Seiring dengan berjalannya waktu, tidak terasa salah satu pihak mulai berubah, atau justru kita mendiamkan saja kelakuan itu sehingga makin berkembang.
Tanda-tanda hubungan tidak sehat itu apa?
1. Posesif
Kebiasaan ini berkembang dari rasa tidak percaya diri si dia. Dia ketakutan kalau sampai kita lepas, sehingga menginginkan dedikasi total ke dia. Gampang menjadi cemburuan & suka mengontrol kalau dia pikir kita bertingkah laku aneh
- Setiap keputusan yg kita ambil harus lewat dia
- Dia mengontrol dengan siapa saja kita boleh berteman
- Tidak boleh pergi atau melakukan apapun tanpa seijin dia
2. Mengekang/mengontrol
Mirip dengan posesif, orang yang suka mengekang biasanya hanya melindungi kepentingannya sendiri saja. Dia tidak ingin kita melakukan hal-hal yang menjadikan kita ada luar kontrol dia, atau membuat dia merasa lebih rendah dari kita.
- Terus-menerus bertanya tentang orang-orang yang kita kenal, kepingin tahu ngapain aja kita sama mereka
- Selalu tanya kita lagi ngapain, kalau nggak dijawab langsung heboh
- Suka mengecek telpon atau email pribadi kita tanpa ijin
3. Egois
Dia berpikir bahwa dunia berputar mengelilingi dia. Dia merasa harus diperlakukan seperti raja meski dia sendiri tidak peduli pada sekitarnya. Memperlakukan kita seolah-olah kewajiban kita adalah meladeni dia setiap saat.
- Kalo kita minta tolong, wuih drama queen abis. Sementara kalo dia yg minta tolong kita harus nurut
- Selalu ngomongin diri sendiri atau memikirkan sesuatu hanya dari sisi dia aja
-
Nggak ragu untuk bohong dan manipulasi orang lain demi kepentingan dia
4. Memandang rendah
Dia sendiri tidak percaya diri sehingga dia merendahkan orang lain untuk merasa pede. Atau jauh sebaliknya, ngerasa paling pinter sedunia
- Kadang bicaranya baik-baik, tapi ketauan dari nada ataupun gayanya bahwa dia merendahkan
- Menjelek-jelekan dibelakang, tapi manis banget di depan orangnya
- Selalu merendahkan prestasi yang kita capai, dengan membanggakan prestasinya sendiri atau mengatakan bahwa prestasi kita tuh nggak penting “Gitu aja kok bangga”
5. Tidak ingin kita berkembang
Dia bersikap negatif untuk mencegah kita melakukan sesuatu yang membuat kita lebih baik. Sering karakter ini juga suka mengekang, karena pada intinya dia ingin hubungannya tetap di level dimana dia masih bisa kontrol kita
- Berbohong supaya kita nggak jadi ambil les bahasa yang dia nggak bisa
- Jelek-jelekin temen supaya kita nggak bergaul lagi sama mereka
- Keputusan besar dalam hidup kita dibuat berdasarkan apa yang dia mau, bukan apa yang aslinya kita inginkan
- Susah banget liat kita seneng, terus nyari-nyari apa yang salah dari kita
6. Berbohong/Curigaan
Dia gampang sekali curiga akan semua hal, sampai yang remeh-remeh. Biasanya dia sendiri tidak jujur dengan kita, sehingga dalam pikiran dia, kita itu melakukan hal yang sama dengan dia
- Bawaannya curiga kalo ditanya sesuatu
- Selalu mau tau apapun yg kamu lakukan, pergi sama siapa, ketemu sama siapa, sedikit-sedikit ngecek
7. Menghakimi
Dia hobinya nyacat dan cari-cari kesalahan orang lain, terutama kesalahan kita sebagai orang yang dekat dengan dia. Tidak perduli seberapa remehnya cacat yang ditemukan, dia akan mengangkat dan membahas. Karena hanya dengan mengecilkan orang lain, dia bisa mengangkat dirinya sendiri
- Lebih peduli akan pendapat orang lain daripada pendapat pasangannya
- Suka mengkritik semua hal tentang kita, dari teman, keluarga, pekerjaan kita dan lain-lain
- Selalu mencoba mengubah kita “menjadi lebih baik” (versi dia)
8. Tidak pernah salah
Tidak bisa mengakui kesalahan sendiri, sehingga apapun akibat buruk yang terjadi, itu selalu akibat dari perbuatan orang lain
Dalam kasus yang jelas-jelas itu kesalahan dia, mendadak dia bisa mempunyai ilusi dan bayangan tidak realistis. Kalau sampai orang bilang bahwa “Ini nih salah kamu”, bisa-bisa diputus hubungan langsung sama dia
- Melibatkan kita dalam konfliknya untuk ikut membela dia (nyari temen), karena dalam bawah sadar, dia tahu bahwa argumen dia tidak kredibel
- Langsung emosi dan ngeyel kalau dibilang salah
Perlu disadari, perilaku si dia ini beracun. Apabila dibiarkan, perilaku ini akan membuat kita sendiri tidak percaya diri, mulai mempercayai apapun yang dia katakan dan pada akhirnya akan membuat kita tergantung pada dia. Kekerasan mental atau psikologis biasanya adalah pintu pertama dari kekerasan fisik, jadi kita harus bisa mengenali gejala-gejala awal sebelum terlambat.
Minggu depan kita lanjutkan untuk membahas gimana caranya keluar dari hubungan tidak sehat ini. Kebahagiaan kita ada di tangan kita sendiri, maka jangan biarkan orang-orang beracun itu memanipulasi kita demi kepentingan mereka sendiri.
salam kenal mba..
aku nemu blog mba baru ini.. tapi postingannya nampol banget..
ada lega setelah membaca postingan ini..karena saya lagi sedih 🙂
salam kenal mba …
—
Mutia Nurul Rahmah
http://mutheas.blogspot.com
Syukurlah kalau bisa membantu 😊 karena saya sendiri dulu mengalami