Minggu lalu kita sudah membahas tanda-tandanya hubungan yang tidak sehat. Kali ini saya ingin membahas gimana cara mengatasinya.
Tergantung dari seberapa penting hubungan tersebut ke kita sendiri, ada beberapa langkah untuk mengatasi dan itu semua tergantung pada kemauan kita untuk menjadi lebih “tega”. Yang perlu jadi pertimbangan adalah, “ketidaktegaan” itu justru kadang makin menjerumuskan orang yang kita sayangi untuk makin tidak baik.
Contoh-contoh yang saya alami:
- Mantan yang manipulatif dalam post minggu lalu: putus.
- Teman di Facebook yang status nya selaluuuuuu mengeluh, atau ‘ngomporin’, tipe2 provokator: unfollow/unfriend.
Kalau sudah masuk ranah keluarga atau teman dekat, itu mulai susah. Nggak bisa juga kan putus hubungan atau unfriend, karena mereka penting untuk kita. Kalau saya sih biasanya coba mempertimbangkan dengan langkah-langkah ini
Gimana caranya keluar dari hubungan tidak sehat?
1. Jangan diambil hati
Yang paling penting untuk diingat adalah bahwa masalah bukan pada anda, tapi pada orang-orang ‘beracun’ ini sendiri. Mereka mungkin tidak percaya diri, merasa lebih rendah dari orang lain, atau tidak puas dengan kehidupannya sendiri. Mereka akan mengemas perkataan dan tingkah laku seolah-olah kita yang salah. itu yang kita harus sadari.
Seperti si mantan yang bolak balik menuduh saya selingkuh ketika saya hanya pengen pergi dengan teman sekolah, saya juga nggak terlalu ambil pusing. Saya sendiri nggak ada niatan seperti itu kok, dan memang ternyata dia takut kehilangan sehingga bertingkah laku seperti itu
2. Jangan terbawa emosi
Kita harus pandai-pandai jaga emosi. Ketika mereka sudah mulai cari perkara, biasanya kita akan dibuat merasa tidak nyaman, dibuat tidak pede, sedih, atau malah marah. Kalau kita coba ngomong dengan mereka, reaksi pertama biasanya langsung kasar atau emosional. Dan jika kitanya ikutan marah-marah, yang ada malah jadi makin membesar. Apa untungnya kan? Udah kita nya malah ikut emosi, jadi stress, malah jadi cepet tua deh.
Sekali lagi nih si mantan jadi contoh, ketika dia sudah mulai ngambek dan pamer manyun di depan temen-temen, sebenernya memang dia berharap saya nyamperin dan membujuk rayu sehingga memberi citra ke temen-temen bahwa saya yang salah bikin dia ngambek, dan saya masih butuh si mantan ini. Akhirnya ketika udah eneg juga ngeliatin laki-laki tapi kelakuan begitu, setiap dia pamer manyun, aku diemin aja sih. Kadang temen sampe bilang “Tuh dia dipojokkan manyun” “Biarin aja lah, udah gede ini”. Buntut-buntutnya dia yang nyamperin aku “Kamu kok cuek aja sih???”
Jadi kalau sudah dicoba ngomong baik-baik masih ngeyel, jangan diladenin lagi, lebih baik ditinggal saja kalau bisa.
3. Jangan memaklumi/membiarkan tingkah laku ‘beracun’
Dalam menghadapi orang-orang seperti ini, kita cenderung membiarkan karena rasanya lebih gampang daripada kita hadapi. Tapi kalau mereka adalah keluarga, atau orang yang memang kita inginkan ada dalam kehidupan kita, adalah tugas kita untuk mengingatkan mereka.
Seperti anak kecil yang menangis dan merengek tiap kali minta dibelikan sesuatu, kalau terus menerus dituruti ya sampai dewasa mereka akan merengek supaya keinginannya tercapai. Sifat manusiawi kan? Kalau memang metode itu sukses dipakai, kenapa harus berhenti menggunakan itu? Sedangkan kita harus bertanya pada diri sendiri, apakah kita mau orang yang kita sayangi menjadi orang yang mengintimidasi/memanipulasi orang lain untuk kepentingan dirinya sendiri? Apakah kita turut berperan dalam perkembangan pribadi dia yang egois?
Di sisi lain, memang ada orang-orang yang mempunyai masalah psikologis. Bukan karena mereka berniat manipulatif, tapi memang karena ketidakstabilan emosi. Namun bukan berarti kita harus membiarkan atau memaklumi saja.
4. Tegurlah mereka
Point nomer 2, yaitu penguasaan emosi amatlah penting disini. Orang-orang yang manipulatif biasanya tahu bahwa mereka ada di posisi yang kurang tepat, sehingga kalau ditegur sedikit mereka biasanya mundur meski mungkin memancing amarah kita sebagai perilaku defensif.
Jadi yang harus dipikirkan adalah bagainmana cara kita mengingatkan mereka, sehingga apa yang kita ungkapkan membawa kebaikan, bukan hanya memancing perdebatan.
5. Tinggalkan mereka
Apabila anda sudah melalui tahapan 1-4, dan keadaan masih tidak berubah. Mungkin meninggalkan mereka adalah satu-satunya jalan. Dipikir lagi seberapa pentingnya mereka untuk hidup anda. Kalau mereka memang penting untuk anda, mungkin anda sendiri harus berada di langkah #4 lebih lama.
Sampai saat ini sih saya masih dalam perjalanan dan dalam berbagai tahap diatas untuk orang-orang di sekeliling saya. Apalagi sekarang saya pindah ke negara lain, mulai lebih terlibat dengan Kraton, banyak ketemu orang-orang dan membuat teman baru.
Bagaimana dengan anda?
wahhh…kok pas ya sama mslhku…
Matur Suwun Gusti..