Mikir-mikir

6 Hal yang Perlu Dilakukan di 2016

Selama ini tiap tahun baru selalu bikin New Year’s resolution, tapi paling-paling minggu kedua Januari udah melempem. Biasanya karena niatannya terlalu bombastis, perlu mengganti gaya hidup drastis, jadi sekalinya males dikit langsung bubar semua hahaha

Tahun ini bakal lebih serius, dimulai dengan evaluasi apa yang berhasil dicapai tahun lalu, apa yang belum kesampean dan apakah ada target yang berubah dalam aspek pengembangan diri sendiri dan pengembangan karir.

1. Lebih Telaten Menjaga Kesehatan

Sejak pindah ke Amerika, aku jadi lebih aktif dan banyak gerak berhubung enggak punya kendaraan pribadi ataupun PRT. Sehari-hari pun diusahakan naik bis atau lift hanya kalau terpaksa atau keburu-buru, sisanya naik tangga atau jalan kaki.

Disisi lain, kesibukan dengan urusan kuliah dan rumah bikin suka males check-up dan ngerawat diri. Ini namanya kantong mata udah makin gelap dan garis-garis mulai keliatan (faktor U dan kebanyakan tugas). Baru ngeh juga kalo udah berapa tahun enggak cek mata, ini kacamata minus 5.00 udah mulai burem kalo dipake. Niatan rajin lari pagi juga udah menghilang entah kemana ketika mulai tenggelam sama tugas kuliah

Di tahun ini, harus lebih rutin check-up ke dokter, lebih telaten ngerawat diri dan mulai lagi program lari pagi.

2. Lanjut Latihan Nari

Nari di Jepang berempat Agustus 2015 lalu adalah satu achievement yang sesuatu banget dah untuk aku. Apalagi bisa satu panggung diiringi rebabnya Mas Noto. Terakhir aku latihan nari itu SMP kali yah, udah lama banget. Untuk tarian 20 menitan kemarin latihannya setengah mati dan super frustasi karena jam terbang yang beda jauh dengan Mbak2.

Setelah mulai nari lagi, kerasa ada ketenangan dan efek rileks meski bikin keringetan juga. Ada sesuatu dalam proses menari perlahan sembari diiringi gending Jawa mirip dengan meditasi dan merasa lebih dekat dengan Gusti Allah… cuma kalo salah-salah mulu itu yang bikin sebel hahaha

Jadi terus menari adalah sesuatu yang harus dipertahankan di tahun ini dan tahun-tahun kedepannya, bukan hanya kalo ada pementasan aja.

3. Menjelajah Indonesia Timur

Pokoknya tahun ini harus kesampean menjelajah Indonesia Timur!!!! Udah cita-cita berapa tahun enggak pernah kesampean, ada aja alangannya…. Semoga Gusti Allah memberi rejeki untuk bisa kesana tahun ini.

4. Lebih Selektif dalam Mengeluarkan Uang

Bersyukur selama ini punya kedisiplinan menyisihkan 10% dari berapapun uang yang masuk langsung ke tabungan. Cuma sayangnya kedisiplinan menabung bukan berarti tabungannya nggak bocor wkwkwkwk.

Tahun ini harus bisa tetap nabung rutin PLUS mengontrol diri biar tabungannya enggak bocor. Yang jelas mengurangi browsing toko online biar enggak banyak godaan.

5. Sertifikasi Project Manager

Dengan selesainya 2015, maka selesai pula S2 ku 😀 Cuma namanya ilmu dan otak kalo enggak sering diasah cepat tumpul juga, jadi di tahun ini tetep harus rajin baca-baca majalah Harvard Business Review dan sejenisnya untuk tetep tahu perkembangan industri dan skill manajemen.

Yang jelas harus bisa dicapai tahun ini adalah sertifikasi Project Manager! Sudah ketunda dari 2012, enggak boleh sampai mundur lagi

6. Fokus Implementasi Program-program Tepas

Tahun ini kayaknya fokus paling besar akan ada di Tepas Tandha Yekti. Online presence-nya Kraton harus bisa terbangun solid di social media dan website, bisa menjalin komunitas yang solid juga dengan masyarakat. Bagaimana caranya bisa menjadi platform sumber informasi resmi Kraton yang berguna untuk masyarakat umum dan akademis, lokal, nasional maupun internasional

Kayaknya cukup itu dulu untuk sekarang, dimulai secara bertahap yang paling penting adalah realisasinya. Daripada bercita2 muluk tapi cuma diangan aja jadinya

in response to Daily Post - State of Your Year
This entry was posted in: Mikir-mikir

by

Abdi Budaya. Penghageng Tepas Tandhayekti, Keraton Yogyakarta. Fokus pada pemberdayaan perempuan dan pelestarian budaya melalui teknologi. IT Project Manager dan hopeless geek.

8 Comments

  1. Hi mbak.. i’m glad i found your blog. Your writings are all inspiring! 🙂
    As a Jogja citizen currently living in Jakarta, I can relate many things from your stories, surprisingly. Kraton family felt so far away before, but I think through this blog, I can understand more about Kraton and the way Putri-putri Dalem think about life. I hope you can write more, and more people read this blog.

    • GKR Hayu says

      Thank you 😁

      I am sad to see that there is so many misunderstanding about Kraton out there. Kraton exists for its people, so without proper information about what’s in there and the people inside Kraton, people will have a difficult time understanding why we do what we do or feel a sense of relationship with us

      I will definitely try to keep writing! Thanks for the feedback 😁

      • Kraton and the royal family is an unseparable element of Jogjakarta, and that’s what make Jogja ‘istimewa’. It’s really great that the member of Kraton family willing to connect with society through accessible social media as in blog, so not only Jogjakartans will understand more about Kraton and Jogja’s culture but also Indonesians or even global citizens.

        Looking forward for your next posts and insights about kraton 🙂

  2. Gerhan Surya Nugraha says

    Mugi sedoyo karso lan grenteke manah ing warsa 2016, saged kaleksanan gusti Hayu. Allah SWT tartamtu paring kaoting batos sarto kasantosaning badan. Wusono sedoyo saged kalempahan amrih lestantunipun budaya ugi keraton Ngayogyakarta. Aamiin.

  3. Azmi Nur Fadlillah says

    Mbak Hayu benar2 the next Kartini 😍 semoga sukses selalu mbak, dan saya bisa ketularan cerdas dan berwawasan seperti Mbak Hayu 😊

  4. glad to find this blog. Selama ini stereotype ku soal keraton adalah sakral, protokoler. Tapi pas nemu dan baca-baca blog mbak ini….wah membumi sekali…Merakyat. You seems just like us, the ordinary person, the ordinary citizen yg ngobrolin hal-hal keseharian tanpa harus jaim samasekali. Salut padamu mbak. salam kenal dari Jakarta 🙂

Comments are closed.