Salah satu ritual yang teramat penting, tidak boleh ketinggalan sehari pun, adalah main game. Untuk yang follow account sosmed ku, pernah liat kan screenshot game yang cukup sering aku posting?

Obsesi terbaru dalam nge-game kali ini adalah Final Fantasy XIV. Bagian dari serial Final Fantasy, FFXIV ini adalah game kedua massively multiplayer online role-playing game (MMORPG). Menurut gamerevolution.com, per Juli 2015, FFXIV punya 5 juta pelanggan aktif di penjuru dunia, dengan servers di Amerika, Eropa dan Jepang.

Tiap kali main rpg, biasanya selalu main black mage alias penyihir. Sukanya lempar-lempar api dari jauh hahaha, gak mau deket-deket sama monsternya.

Pertama main FFXIV, pas lagi sibuk-sibuknya sama kuliah. Gak tau deh kenapa, tiap kali pusing sama kuliah/kerja, mendadak pengennya main game aja. Bukannya malah fokus kerja aja :p Pas itu sih gak tentu, dan mainnya enggak terlalu menggebu-gebu. Paling sejam disini, sejam disana. Lagipula waktu itu pakenya PS3, harus berbagi tv sama suami yang hobi juga main Mario Bros di Wii U.

Setelah FFXIV keluar versi Mac nya…. nah langsung deh menggila kuwadrat karena bisa di laptop, nggak perlu rebutan tv sama suami. Sekarang nih udah ada rutinitas nya. Pagi bangun tidur, langsung main game sejam. Biasanya cuma muter-muter nyari duit untuk beli armor. Abis sejam, langsung lanjut kehidupan nyata. Dari masak, bersih-bersih dan lanjut kuliah. Malem sepulang kuliah, langsung parkir kira-kira 2 jam untuk naikkin level.

Hobi ini bukannya nggak ada yang ngecam, banyak malah. Dari yang berpendapat bahwa “Game itu cuma untuk anak kecil”, “Nggak produktif!”, dan “Nggak ada gunanya!”. Pernah ngalamin mantan ngerasa dicuekkin dan ultimatum “Aku atau game mu!”. Dengan status dia sebagai mantan, tau kan mana yang kupilih 😀

Manusia itu butuh refreshing. Simpel.

Namanya nge-charge otak itu berbeda untuk tiap orang. Suka travelling? Baca buku? Nongkrong sama temen? Silahkan saja. Untuk aku sih, main game pagi hari itu untuk semangat pagi. Kalo enggak kesampean bisa nggak fokus seharian. Sementara sesi nge-game malem itu adalah caraku memotivasi diri sendiri. Kalo kerjaan belom beres, ga boleh maen game. Kurang lebih memperlakukan diri sendiri seperti anak 10 tahun hahaha.

Punya hobi dan meluangkan waktu untuk diri sendiri itu penting. Kita sebaiknya punya kehidupan sendiri yang tidak hilang hanya karena punya pasangan. Banyak kenal dengan tipe orang yang hidupnya hanya seputar pasangannya aja, enggak punya kehidupan sendiri, kemana-mana harus sama pasangannya. Kalo pasangannya sibuk, mereka akhirnya bengong di rumah dan jadi mikir aneh-aneh, trus sibuk nanya/nelpon pasangannya lagi dimana dan ngapain.

Persepsi negatif terhadap nge-game itu banyak yang salah juga lho.

Pertama, game online itu berarti aku banyak berinteraksi dengan pemain dari segala penjuru dunia tanpa perlu travelling. Banyak pertemanan ini berlanjut ke dunia nyata, bisa memperluas wawasan.

Kedua, mayoritas quests dan missions tidak bisa diselesaikan sendiri sehingga game ini juga mengajarkan kerjasama dalam team.

Ketiga, mmorpg mengajarkan cara cari duit. Pemain butuh apgret armor setiap beberapa level, dan biasanya cara cari duit adalah jual-beli barang di auction house nya. Disini pemain belajar gimana cari/bikin barang untuk dijual, jenis barang apa yang laku dijual, gimana cara menentukan harga, dan cara mengiklankan barang.

Jadi untuk para gamers, selama kita tau batas, sama sekali tidak ada salahnya kita main game. Game itu bukan hanya untuk anak kecil, bukan juga tidak produktif. Menikmati waktu sendiri itu penting untuk menyegarkan otak

Untuk para non-gamers, jangan cepat mencela para gamers. Selama mereka tidak merugikan orang lain, jangan menilai dari kacamata sendiri. 

Kalau aku biasanya janjian, ada hari dan jam khusus dimana aku bakal nge-game dan jam berapa aku berhenti main dan kembali ke dunia nyata. Selama janji itu dimengerti dan ditepati semua pihak, it’s a win-win solution 😁

---

In response to Dailypost's Photo Challenge: Treat