Setiap 1 Syawal, Karaton Ngayogyakarta mengadakan Hajad Dalem Ageng. Upacara Ngabekten dimana para Sentono Dalem dan Abdi Dalem memohon maaf dan caos bekti kepada Sultan yang bertahta, dan juga upacara Garebeg dimana beberapa gunungan sebagai wujud syukur Sultan dibagikan ke masyarakat
Tanggal 7 Juli 2016, yang merupakan hari pertama maaf-maafan di Kraton dan hari kedua maaf-maafan menurut pemerintah, masyarakat diramaikan dengan berita bombastis “Gunungan Wadon Jatuh!” dari surat kabar Jogja yang besar-besar lengkap dengan narasumber.
Saya kasih screenshot aja ya, karena saya nggak mau nambah traffic ke berita kurang akurat. Monggo di-googling sendiri kalau berminat.
Penasaran dengan hebohnya berita-berita ini, aku pun bertanya pada abdi dalem prajurit yang ikut mengawal gunungan, “Gunungane temumplak po?” dan dijawab dengan “Merosot ketika naik tangga, tapi bukan gunungan wadon”
Lalu ada 3 saksi kuping yang melapor “Gusti, kami dengar sendiri beberapa awak media ngomong ‘Harus jadi Berita ini. Harus aku tulis..’”
Makin penasaran dong aku, kok bisa gitu? Dimulailah proses penyelidikanku (caile) menelusuri dimana perbedaan ini bisa terjadi. Soalnya isu ini berkembang di masyarakat luas, kasian kan kalau enggak jelas. Monggo ikuti proses penyelidikan saya dibawah ini
Mana sih yang katanya ‘temumplak’?

Gunungan yang diributkan (dr KR)
- Gunungannya tidak ‘temumplak’ karena badannya masih utuh. Mustoko atau bagian atasnya terlepas, dan dipegang oleh abdi dalem disebelah konco abang
- Mustoko yang dipegang abdi dalem berwarna-warni
- Gunungannya tidak pakai jodang
Gunungan Wadon kaya apa ya?
Tahun lalu, Facebook Page Kraton Jogja sempat mengulas jenis-jenis gunungan. Bisa dilihat bahwa Gunungan Wadon, atau Gunungan Estri memakai jodang, mustokonya juga berwarna hitam
Berikut adalah screenshot dari video live streaming melalui Periscope di menit 2:32. Terlihat bahwa Gunungan Estri masuk masjid dengan utuh.
Terus, yang diributin yang mana dong?
Karena Gunungan tersebut tak memakai jodang dan memiliki mustoko warna-warni, perkiraan jatuh pada Gunungan Darat. Bisa dilihat pada keterangan dibawah ini
Pada video live streaming yang sama, bisa dilihat di menit 4:03 bahwa Gunungan Darat sebagai Gunungan terakhir masuk Masjid tanpa mustokonya. Monggo bandingkan foto close-up Gunungan Darat, screenshot video, dan gambar dari media
Kesimpulannya apa?
Jadi bisa disimpulkan bahwa yang jatuh mustokonya adalah Gunungan Darat dan bukan Gunungan Estri/Wadon/Putri
Jadi untuk para wartawan yang sudah repot menulis: Rona Rizkhy Bunga Chasana & Azka Ramadhan dari Tribun, Danar Widiyanto dari KR, Pra/Dem dari Radar Jogja, Switzy Sabandar dari Liputan6…Silahkan follow account FB Page Kraton Jogja biar lain kali mengerti jenis-jenis gunungan sebelum menulis.
Tepas Tandha Yekti meliput upacara Garebeg melalui Periscope secara live sebagai upaya mendekatkan budaya kepada yang jauh atau kurang paham. Masuknya Gunungan bisa disaksikan di Periscope atau Twitter
Lumrah, namanya juga cari berita, Mbak. Masih bawa paradigma ‘bad news is good news’. Paling buntutnya nanti ralat belakangan. Untungnya yang awam kayak kami ini bisa mendapat klarifikasi langsung dari yang lebih paham mengenai hal ini.
Waduh kalau sampai jatuh itu namanya Songgo Buwono dhawah kanjeng Ratu
sEBAIKNYA BILAMANA JATUH KITA HARUS MELAKUKAN RITUAL sadranan